S
etelah menikah tahun 2013, saya dapat panggilan kerja dari PT. AWEIDHIA CREW MANAGEMENT, saya pun langsung meluncur ke kantornya yang beralamatkan di jalan Swasembada Timur – Tanjung Priok.
Ternyata panggilan itu adalah untuk ditempatkan disebuah perusahaan offshore di Malaysia, saat itu perwakilan dari owner datang langsung ke kantor untuk menginterview pelaut-pelaut yang akan mereka rekrut. Karena kandidat cukup banyak, kami pun menunggu panggilan interview di depan kantor PT. AWEIDHIA CREW MANAGEMENT. Banyak obrolan diantara kami, para pelamar saat itu, terlebih salah satu pelamar disana adalah teman lama saya sekaligus teman saya semasa jadi cadet dulu.
“Terima kasih ya Allah, terima kasih engkau telah mempertemukan saya dengan sosok yang bersedia menceritakan dengan gamblang bagaimana gambaran/kondisi kerja di Iran offshore.”
Matahari sudah sangat terik, tibalah nama saya dipanggil untuk interview, saya adalah pelamar terakhir yang dipanggil untuk interview. Saya mulai menaiki tangga perlahan demi perlahan, saat memasuki ruangan, pihak owner berkata bahwa kami hanya menerima pelaut minimal berijazah ANT-2. Jadi saya sudah kalah duluan sebelum interview, lantaran kala itu ijazah saya masih belum saya upgrade. Namun ada hikmah di balik rasa kecewa saya, karena saat menunggu panggilan interview di depan kantor ada seorang pelaut yang bilang ke saya:
“Kamu cocok kerja di Iran, di Kish island, disana bisa jalan-jalan kalau kapal pas sandar di jetty.”
Bak gayung bersambut, sepulang dari Jakarta ada lowongan kerja untuk kapal yang beroperasi di Iran di situs www.m-i-link.com. Setelah melamar dan melalui proses interview via telepon, alhamdulillah saya diterima kerja di perusahaan tersebut. Terima kasih ya Allah, terima kasih engkau telah mempertemukan saya dengan sosok yang bersedia menceritakan dengan gamblang bagaimana gambaran/kondisi kerja di Iran offshore.
Singkat cerita saya sudah bekerja di atas kapal yang beroperasi di Iran, pernah pada saat pertama kali naik kapal saya langsung pergi ke anjungan untuk melaksanakan handover. Setelah handover selesai saya pun turun ke bawah. Saat di tangga saya berpapasan dengan kru India yang tadi mengantarkan koper saya pas didepan kamar saya. Kru India itu kemudian nyeletuk ”Saya tahu, di daerahmu banyak ilmu hitam kan?”
Alamak, saya kan belum menceritakan kalau saya orang Banyuwangi, bagaimana mungkin dia tau tentang Banyuwangi? Mungkin kru tersebut mempelajari/mengetahui dari data pribadi dan scan paspor saya yang dikirim crewing ke email kapal.
Buat pelaut-pelaut Banyuwangi, pesan saya jangan takut berkerja jauh/di ujung dunia manapun, karena black magic Banyuwangi sudah terkenal dimana-mana, kru India yang kerja satu kapal dengan saya saja tahu betapa dahsyatnya Banyuwangi.