Review Pesawat VietJet Air, Buka-Bukaan Bandara Internasional Vietnam

VietJet Air termasuk dalam kategori maskapai penerbangan berbayar rendah (low-cost carrier). Jika dalam dunia hotel ada istilah satu sampai lima bintang, maka saya beri nilai bintang tiga untuk VietJet Air. Dibilang murah tapi nggak murahan, dibilang kurang nyaman nyata-nyatanya saya bisa tertidur pulas selama penerbangan berlangsung. Kesimpulannya perjalanan udara kali ini tetap keren dan sangat ‘recommended’ bagi para backpacker yang punya rencana bepergian ke luar negeri dalam waktu dekat.

                Singkat cerita saya sign off dari kapal per tanggal 27 November 2023. Pagi itu jam 05.33 waktu setempat mobil sudah sampai di bandara Tan Son Nhat, kali ini hanya memakan waktu 1,5 jam perjalanan darat dari kapal tempat saya bekerja. Biasanya sih lamanya perjalanan dari kapal ke bandara ditempuh dalam kurun waktu 2 jam, bahkan bisa lebih andai kota Ho Chi Minh sedang macet-macetnya. Mungkin agen yang mengantar saya ke bandara langsung ‘gas pol’ mengingat penerbangan saya hari ini tergolong pagi banget. Tanpa ba bi bu saya langsung menuju ‘counter’ VietJet Air untuk keperluan check-in. Setelah menimbang barang bagasi dan ‘handcarry’ milik saya, petugas lama sekali mengecek paspor saya. Tampak dia membolak-balik paspor saya terus-menerus. Saya pun mulai was-was, kemudian bertanya:

                “Apakah mau cek visa online saya yang masih berlaku?”

                Petugas diam saja mendengar pertanyaan saya. Tak lama berselang petugas di ‘counter’ tersebut balik bertanya:

                “Apakah anda mau menambah kursi? Jadi total jumlahnya tiga kursi berderet yang bisa digunakan untuk rebahan atau tidur nyaman sepanjang penerbangan ke Indonesia. Biaya tambahannya sebesar 600.000 VND.”

                Oalah mbak…kirain ada apa (gumam saya dalam hati), diiringi penolakan saya atas tawaran tersebut. Jujur, ini adalah pengalaman saya pertama kali sepanjang hidup yang mana ada fasilitas tambahan kursi berbayar yang disediakan oleh maskapai penerbangan.

                Setelah check-in dan cetak tiket, saya langsung lanjut ke tahap berikutnya, yaitu pengecekan imigrasi. Berdasarkan pengalaman saya yang sudah 9 bulan bekerja di Vietnam, ada satu tips agar urusan imigrasi cepat dan tidak bertele-tele, yaitu nggak perlu ramah apalagi sok asik di depan petugas imigrasi. Hal yang simpel bukan?

                Tahapan berikutnya adalah pemeriksaan x-ray. Disini yang membedakan dengan bandara-bandara internasional di tempat lain adalah kalau di Saigon diadakan pengecekan tambahan khusus untuk sepatu maupun alas kaki. Jadi jangan heran kalau selama proses pemeriksaan x-ray di Tan Son Nhat alas kaki yang kita gunakan harus dilepas. Balik lagi ke VietJet Air, untuk urusan boarding ternyata sedikit berbeda dengan maskapai penerbangan sebelum-sebelumnya yang saya gunakan untuk pulang ke tanah air dari Vietnam. Kalau via maskapai lain, dari ruang tunggu langsung masuk ke pesawat (melalui garbalata, red), sedangkan kalau VietJet Air dari ruang tunggu kita naik bis terlebih dahulu untuk kemudian di antar ke pesawat. Bagaimana dengan kondisi bis bandara tersebut? Standarnya tetap internasional lah. Sesuai dengan pernyataan saya di awal tadi bahwasanya maskapai ini setara hotel berbintang tiga, alias nggak jelek-jelek amat untuk maskapai yang notabene berlabel murah. Apalagi walaupun didominasi masakan-masakan Vietnam, tenyata di dalam pesawat juga disediakan masakan yang tidak asing dengan lidah orang Indonesia (nasi lemak dan mie laksa Singapura).

                Terakhir, di tulisan saya kali ini saya akan membagikan link untuk pemeriksaan bea cukai setiba pesawat sampai di bandara Indonesia. Yakni tinggal klik https://ecd.beacukai.go.id , yang kemudian diikuti pengisian data-data yang diminta di website tersebut. Sebenarnya untuk urusan ini kita bisa sih men-scan ‘barcode’ bea cukai yang disediakan di bandara  Indonesia. Hanya saja kalau mau praktis dan tidak ingin membuang banyak waktu, kita bisa kok mengakses situs tersebut saat masih berada di luar negeri/ sebelum keberangkatan pesawat. Namanya juga zaman makin canggih, budaya mengisi kertas selebaran untuk pengecekan  bea cukai sudah ditinggalkan dalam beberapa tahun terakhir, semuanya serba digital. Terima kasih Direktorat Jendral Bea Cukai.

Leave A Comment